Film ‘The Nun’ adalah salah satu film horor yang cukup berkesan buat saya. Jujur, pada awalnya saya menyepelekan dan menganggapnya hanya film yang ceritanya dangkal dan cuman buat bersenang-senang saja. Tidak pernah kepengenan ngeluarin duit buat beli tiket bioskop buat nonton film yang di pikiran saya waktu itu, murahan dan bikin stress, bukannya relaxing dan healing. Sampai akhirnya saya tidak sengaja nonton di tv dan akhirnya saya mengikuti juga ceritanya. Ternyata saya salah menilai terlalu awal. Film tersebut dikemas cukup bagus dengan cerita yang rapi, apik dan menarik, sinematografinya juga bagus. Di film tersebut menceritakan tentang suatu gereja dimana para suster tersebut bekerja keras membaca doa suci secara kontinu tidak terputus setiap hari selama 7×24 jam, selama berabad-abad, menjaga agar Setan Besar yang pernah dibangkitkan dari alam dunia bawah tanah oleh Penyihir jahat berabad-abad lalu, dan akhirnya diusir kembali ke alam bawah tanah dan gerbangnya ditutup dengan Darah Suci Kristus, tidak kembali ke alam manusia. Dengan mereka terus-menerus membaca doa suci, diharapkan kekuatan Setan melemah dan umat manusia selamat dari kehancuran. Dikhawatirkan apabila doanya terputus, si setan tersebut melemah dan mendobrak gerbang penahan dirinya keluar untuk menghancurkan manusia. Semua berjalan lancar sampai akhirnya terjadi perang dunia dan gereja tersebut terkena imbas bom yang menghancurkan gereja tersebut dan memutus kontinuitas ritual pembacaan doa sehingga sang setan punya kesempatan untuk meneror para penghuni gereja dan lingkungan sekitarnya.
Cerita di film tersebut mengingatkan saya akan proses pelaksanaan meditasi cintakasih 7×24 jam yang diselenggarakan oleh Meditasi Kesehatan Bali Usada yang dilaksanakan tahun 2018 lalu. Selama 7 hari, 24 jam penuh, terus menerus para yogi memancarkan energi cintakasih ke segala arah tanpa putus. Tidak pernah 1 menitpun ruangan meditasi dibiarkan kosong tanpa meditator yang memancarkan cintakasih. Mereka terus menerus bekerja secara bergantian , setiap jam berganti shift, meditasi di ruangan meditasi untuk memancarakan cintakasih mulai dari diri sendiri, ke lingkungan sekitar, negara Indonesia dan planet bumi kita.
Dan hasilnya benar-benar luar biasa. Saya dan kawan-kawan meditator merasakan perubahan positif luar biasa baik di diri sendiri maupun ke lingkungan. Dan hasilnya PERMANEN. Suasana lingkungan tempat meditasi cintakasih 7×24 jam, center meditasi Forest Island, berubah menjadi jauh lebih nyaman, ringan dan indah dibanding sebelum diadakan meditasi cintakasih 7×24 jam.
Pertanyaannya : Kenapa bisa terjadi seperti itu? Menurut pemikiran saya, yang saya kaitkan dengan teori-teori ilmiah yang saya tahu, ketika memancarkan energi cintakasih ke segala arah, kami para meditator memancarkan energi medan magnet/elektromagnetik yang sangat besar (ingat kembali ke penjelasan Diagram Hawkins yang memperlihatkan bahwa energi cinta adalah energi yang sangat kuat).
Dengan kita memancarkan energi elektromagnetik yang kekuatannya sangat besar ini, kita juga mempengaruhi medan magnet di ruang kosong atom-atom di tubuh kita dan lingkungan kita , yang berarti kita juga merubah struktur atom-atom tersebut dan berarti keseluruhan realita di tubuh dan lingkungan kita berubah. Dan tentu saja karena pemancaran energi dengan niat dan cintakasih yang sepenuhnya positif, maka transformasi yang terwujud sepenuhnya positip.
Energi positip yang luarbiasa besar inipun mendorong keluar energi-energi negatif di diri dan lingkungan kita.
Jadi ini sama dengan analogi dari Film ‘The Nun’ , dengan kita melakukan meditasi cintakasih 7×24 jam tersebut, kita ‘ membangun dan menguatkan’ kekuatan positip kita (menjadi penjaga gerbang pintu keluar Setan Besar), menjauhkan Sang Setan terkubur jauh dari alam manusia, membantu menyelamatkan manusia dari kehancuran akan energi negatif dan menyebarkan kebaikan ke seluruh penjuru dengan energi cintakasih.
RAHASIA 